Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS) berasal dari Kongregasi Suster Peniten Rekolektine dari Etten Leur, Negeri Belanda. Muder Marie Joseph Raymakers mendirikan Kongregasi ini pada tanggal 19 Maret 1820.
Murder Marie Joseph (1820-1867) |
KFS adalah Kongregasi Diosesan (Keuskupan) dan termasuk Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus dari Asisi. Tanggal 11 Juni 1924, enam orang perintis yakti Zr. Leontine, Zr. Elisabeth, Zr. Eudoxia, dan Zr. Aquina tiba di kota Sambas, sebuah kota Kabupaten yang terletak di Pantai Utara Kalimantan Barat.
Enam Suster yang Menjadi perintis di Sambas, Kalbar |
Keadaan Masyarakat Sambas pada masa itu sangat memerlukan uluran tangan ke enam suster perintis ini setiap hari tanpa mengenal lelah,mereka sibuk dengan pelayanan kasih di sela-sela doa dan kehidupan komunitas.
Perbedaan adat istiadat, kebudayaan, bahasa maupun agama tidak menjadi penghalang dalam mengamalkan Dharma Bakti yang tanpa pamrih. Perjuangan dan pengorbanan itu ternyata mendapat tempat di hati masyarakat Sambas, bahkan Sultan Sambas menaruh perhatian besar pada karya dan misi mereka.
Tahun demi tahun berlalu, misionaris yang datang ke Indonesai semakin bertambah. Cara hidup dan keteladanan mereka menarik banuyak tunas baru dari Indonesia, sehingga banyak kaum muda yang tertarik dan mengikuti jejak mereka. Lambat laun, karya Kongregasi semakin berkembang, anggota Kongregasi semakin berambah pesat. Karena itu, Kongregasi dianggap mampu berdikari. Tanggal 11 Juni 1994, KFS menjadi Kongregasi Mandiri. Menjelang tahun ke-82, KFS telah berkarya di berbagai Keuskupan yang ada di Indonesia:
- Keuskupan Agung Pontianak
- Keuskupan Agung Jakarta
- Keuskupan Agung Ende
- Keuskupan Agung Semarang
- Keuskupan Surabaya
- Keuskupan Sanggau
- Keuskupan Ruteng
- Keuskupan Bogor
- Keuskupan Maumere
- Keuskupan Agats
Pemimpin Umum Sr. M. Elisa, KFS |